Air laut yang luas dan memukau menyimpan banyak misteri yang menarik untuk dipelajari. Salah satu pertanyaan paling umum dari banyak orang adalah: mengapa air laut terasa asin, dan mengapa tidak bisa langsung diminum seperti air tawar? Artikel ini akan membahas jawaban ilmiah dari pertanyaan tersebut dengan cara yang mudah dipahami.
Asal-usul Kandungan Garam di Laut
Rasa asin pada air laut berasal dari kandungan garam mineral, terutama natrium klorida (NaCl), yang terkandung dalam jumlah besar. Proses ini dimulai dari jutaan tahun lalu ketika hujan mengguyur permukaan bumi, melarutkan mineral dari batuan dan tanah. Mineral ini kemudian terbawa aliran sungai menuju laut. Karena laut tidak memiliki saluran keluar seperti sungai, kandungan mineral ini terus terakumulasi seiring waktu.
Mengapa Konsentrasi Garam di Laut Begitu Tinggi?
Siklus air melalui penguapan dan presipitasi menyebabkan air laut kehilangan air melalui penguapan, namun garam dan mineral tetap tertinggal. Akibatnya, konsentrasi garam menjadi tinggi dan menyebabkan rasa asin yang khas pada air laut. Rata-rata kadar garam laut adalah sekitar 3,5%, artinya dalam setiap liter air laut terkandung sekitar 35 gram garam.
Mengapa Air Laut Tidak Layak Dikonsumsi Langsung?
Meskipun tampak jernih, air laut mengandung kadar garam yang sangat tinggi yang tidak sesuai untuk metabolisme manusia. Saat dikonsumsi, tubuh manusia justru kehilangan lebih banyak cairan untuk membuang kelebihan garam melalui ginjal. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi yang parah. Selain itu, air laut juga bisa mengandung polutan, mikroorganisme, dan zat kimia berbahaya lainnya yang tidak layak untuk dikonsumsi tanpa proses penyulingan.
Proses Desalinasi: Solusi untuk Krisis Air
Untuk menjadikan air laut layak konsumsi, dibutuhkan proses yang disebut desalinasi, yaitu pemisahan garam dari air menggunakan teknologi seperti reverse osmosis atau distilasi. Namun, proses ini masih tergolong mahal dan membutuhkan energi besar, sehingga belum bisa diterapkan secara luas di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang.
Kesimpulan: Air laut terasa asin karena mengandung mineral yang terbawa dari daratan melalui siklus alami yang telah berlangsung selama jutaan tahun. Konsentrasi garam yang tinggi menjadikan air laut tidak bisa diminum secara langsung karena berbahaya bagi kesehatan. Meski ada teknologi untuk menyaringnya, solusi praktis dan terjangkau masih terus dikembangkan sebagai bagian dari tantangan masa depan.
