Lautan yang tampak tenang di permukaan ternyata menyimpan ancaman yang tak kasat mata—asidifikasi laut. Perubahan kimiawi ini disebabkan oleh peningkatan kadar karbon dioksida (CO₂) di atmosfer yang larut ke dalam air laut. Proses ini menurunkan pH laut dan mengganggu keseimbangan ekosistem yang selama ini menopang kehidupan jutaan spesies laut.
Apa Itu Asidifikasi Laut?
Asidifikasi laut terjadi ketika CO₂ dari udara terlarut dalam air laut dan bereaksi membentuk asam karbonat. Reaksi ini menurunkan pH laut dan membuatnya lebih asam. Meskipun perubahan pH ini tergolong kecil secara angka, dampaknya terhadap makhluk laut sangat besar. Proses ini sudah terjadi secara bertahap sejak Revolusi Industri dan kini berlangsung semakin cepat akibat aktivitas manusia.
Dampak Asidifikasi pada Makhluk Laut
Makhluk laut yang paling terdampak adalah organisme bercangkang kalsium, seperti terumbu karang, kerang, dan plankton tertentu. Asam yang meningkat dalam air laut melarutkan kalsium karbonat, material utama pembentuk cangkang dan kerangka mereka. Akibatnya, kemampuan mereka untuk tumbuh dan bertahan hidup menurun drastis.
Tak hanya itu, asidifikasi juga mengganggu sistem sensorik ikan, membuat mereka lebih sulit mendeteksi predator atau menemukan pasangan. Gangguan ini bisa merambat ke seluruh rantai makanan laut, termasuk yang akhirnya memengaruhi ketersediaan sumber daya ikan bagi manusia.
Ancaman Terhadap Kehidupan Manusia
Laut yang asam tak hanya menjadi ancaman bagi hewan laut, tetapi juga bagi manusia yang bergantung pada laut sebagai sumber pangan dan ekonomi. Sektor perikanan tradisional dan industri makanan laut bisa mengalami kerugian besar jika populasi ikan menurun. Selain itu, kerusakan terumbu karang akibat asidifikasi akan mengurangi keindahan bawah laut yang menjadi andalan wisata bahari di banyak daerah pesisir.
Upaya Mengurangi Asidifikasi
Satu-satunya cara untuk menghentikan laju asidifikasi laut adalah dengan menurunkan emisi CO₂ secara global. Ini berarti kita perlu beralih ke energi bersih, mengurangi pembakaran bahan bakar fosil, dan memperbanyak kawasan hijau yang mampu menyerap karbon. Selain itu, konservasi ekosistem laut seperti mangrove dan padang lamun juga penting karena mereka berperan sebagai penyerap karbon alami.
Pendidikan dan kampanye kesadaran publik tentang isu ini juga krusial agar masyarakat memahami pentingnya menjaga keseimbangan kimiawi laut.
