Jaring hantu atau ghost net adalah istilah untuk alat tangkap ikan yang hilang, rusak, atau sengaja dibuang ke laut. Walaupun sudah tidak dipakai lagi, jaring-jaring ini tetap melayang di perairan dan terus menjebak makhluk laut tanpa pandang bulu. Fenomena ini menjadi ancaman senyap yang merusak ekosistem, mengganggu rantai makanan, hingga menimbulkan kerugian ekonomi bagi nelayan dan masyarakat pesisir.
Di banyak laut tropis, termasuk Asia Tenggara, ghost net kini menjadi salah satu penyebab utama kematian biota laut seperti penyu, pari manta, lumba-lumba, bahkan terumbu karang. Padahal, laut adalah rumah bagi jutaan spesies yang menjaga keseimbangan alam. Ketika ghost net terus berkeliaran, laut perlahan berubah menjadi perangkap tak terlihat bagi kehidupan di dalamnya.
1. Apa Itu Ghost Net dan Mengapa Berbahaya?
Ghost net biasanya terbuat dari bahan sintetis seperti nilon atau plastik yang sangat kuat dan tidak mudah terurai. Jaring yang rusak atau hanyut akibat badai dapat terseret arus jauh dari lokasi asal, berubah menjadi “pemangsa diam” yang terus menangkap ikan dan hewan laut lainnya.
Bahaya utama ghost net adalah kemampuannya untuk tetap aktif “menangkap” selama bertahun-tahun. Biota yang terperangkap tidak mampu melepaskan diri, menyebabkan kematian perlahan akibat kelelahan atau kelaparan. Kondisi ini tak hanya mengurangi populasi hewan laut, tetapi juga mengganggu keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.
2. Dampak Ghost Net terhadap Ekosistem Laut
Ghost net membawa dampak jangka panjang yang serius:
• Mengancam Spesies Terlindungi
Penyu laut, yang sering muncul ke permukaan untuk bernapas, mudah tersangkut jaring yang mengapung. Begitu terjebak, peluang bertahan hidupnya menurun drastis.
• Merusak Terumbu Karang
Jaring yang tersangkut di karang dapat merobek permukaan karang dan menghentikan pertumbuhannya. Kerusakan ini bisa memakan waktu puluhan tahun untuk pulih.
• Menghambat Reproduksi Ikan
Ketika ikan dewasa banyak yang terjebak ghost net, populasi ikan di suatu wilayah bisa menurun. Dampaknya bukan hanya pada ekosistem, tetapi juga pada mata pencaharian nelayan.
3. Mengapa Ghost Net Sulit Ditangani?
Ghost net biasanya hanyut mengikuti arus dan gelombang. Banyak jaring yang tidak memiliki identitas pemilik, sehingga sulit dilacak. Selain itu, ukuran ghost net yang besar membuat proses evakuasi di laut menjadi berisiko dan memerlukan tenaga terlatih.
Perairan dalam dan lokasi yang jauh dari pantai membuat kegiatan pembersihan membutuhkan biaya besar. Meski begitu, sejumlah organisasi dan komunitas penyelam mulai melakukan upaya penarikan ghost net secara berkala.
4. Solusi dan Harapan untuk Mengurangi Ghost Net
Meski persoalan ini rumit, tetap ada harapan. beberapa langkah yang kini mulai diterapkan meliputi:
• Penggunaan Jaring dengan Teknologi Ramah Lingkungan
Beberapa inovasi menggunakan bahan biodegradable agar jaring dapat hancur secara alami jika hilang.
• Edukasi kepada Nelayan
Mengajarkan cara merawat, menandai, dan membuang jaring dengan benar dapat mencegah terjadinya ghost net baru.
• Program Pembersihan Laut
Komunitas penyelam dan organisasi lingkungan bekerja sama mengambil ghost net yang ditemukan di perairan dangkal.
Dengan upaya berkelanjutan dan kesadaran kolektif, lautan kita dapat terbebas dari jebakan mematikan ini. Ghost net mungkin berbahaya, tetapi kerja sama manusia dapat mengembalikan harapan bagi ekosistem laut.
