Tradisi Maritim Suku Bajo yang Masih Bertahan

Suku Bajo, dikenal juga sebagai “pengembara laut”, merupakan salah satu komunitas pesisir yang paling unik di Indonesia. Mereka telah menjalin hubungan erat dengan laut selama berabad-abad dan membentuk budaya maritim yang sangat khas dan bertahan hingga kini. Di tengah arus modernisasi, banyak tradisi laut mereka masih dijaga dan dipraktikkan oleh generasi penerus.

Kehidupan di Atas Laut

Salah satu ciri khas suku Bajo adalah tempat tinggal mereka yang dibangun di atas laut, menggunakan tiang-tiang kayu yang kuat. Permukiman ini menciptakan desa terapung yang tidak hanya unik secara visual, tetapi juga merepresentasikan filosofi hidup yang menyatu dengan lautan. Anak-anak Bajo bahkan belajar berenang dan menyelam sejak usia dini, seolah laut adalah halaman bermain mereka.

Kapal Tradisional dan Navigasi Alami

Suku Bajo memiliki pengetahuan mendalam tentang navigasi laut yang diturunkan secara lisan dari generasi ke generasi. Mereka mengandalkan posisi bintang, arus laut, dan pola angin untuk menjelajahi perairan luas Nusantara. Perahu tradisional seperti leppa masih digunakan, meskipun sebagian kini telah bermesin.

Upacara Laut dan Kearifan Lokal

Berbagai ritual dan upacara masih dijalankan sebagai bentuk penghormatan terhadap laut. Salah satunya adalah upacara syukuran hasil laut atau ritual tolak bala yang bertujuan menjaga keselamatan di perairan. Tradisi ini mencerminkan kearifan lokal yang menghargai keseimbangan alam.

Tantangan dan Harapan

Meski menghadapi tantangan dari perubahan iklim, pariwisata massal, dan eksploitasi sumber daya laut, banyak komunitas Bajo tetap teguh menjaga identitas mereka. Dukungan dari pemerintah dan lembaga sosial sangat penting untuk memastikan tradisi maritim ini tidak hilang ditelan zaman.

Author: admin